Senin, 02 Maret 2009

Gagal? Jangan Sedih, Anggaplah Permainan...

Tidak ada kata gagal dalam hidup ini. Yang ada adalah sukses tertunda. Jadi, jika kita menginginkan, merencanakan suatu hal, hasilnya tidak maksimal, atau tidak tercapai, ya jangan sedih dong, anggap saja permainan. Hidup adalah proses panjang seperti, jatuh bangun dan harus selalu dinikmati, diterima apa adanya ketika usaha maksimal telah dilakukan.

Teruslah mencoba dan mencoba. Jangan menyerah kalah, terus lah berusaha. Seribu kali mencoba, tapi belum tercapai apa yang diinginkan bukan berarti gagal loh. Tak usah minder, apalagi putus asa. Semuanya butuh proses dan jangan pernah merasa gagal.

Merasa gagal, putus asa, menyerah sebelum bertanding adalah sikap mental yang harus dijauhi. Itu penyakit gagal yang ada dalam diri kita. Jauhi lah, karena selain tidak disukai oleh sahabat, saudara, keluarga, juga sesungguhnya tidak disukai oleh mereka yang punya sikap mental yang kuat, tangguh, pejuang sejati.

Penyakit itu sangat tidak disukai karena hanya membuat musibah itu datang terus menerus. Karena itu, bagi Anda yang saat ini masih menganggur, terus menerus lah berusaha. Tingkatkan keterampilan, terus mengajukan lamaran, terus bertanya dan mencari informasi, terus dan terus berusaha.

Kesabaran kita mengikuti semua proses adalah modal utama. Sikap minder, jauhilah. Ini soal proses yang harus dilalui. Ini lah permainan hidup yang harus dijalani. Mainkanlah dengan gairah, rasa bahagia dan minat yang besar, maka kesuksesan pun akan menjemput kita.

Dalam permainan, kadang ada kalah dan menang. Jadi biasa saja tuh kalau kalah. Menang tidak berarti kita menjadi sombong, apalagi lupa diri. Karena akan tiba saatnya kekalahan itu menghampiri. Tersenyumlah saat kalah, tersenyum pula lah ketika menang.

Masih banyak permainan, masih ada saat menang. Coba, ingatlah selalu saat kita menang. Ingat, syukuri dan rayakan selalu kemenangan itu. Dan hapuskan lah kesedihan ketika kalah dengan rasa syukur dan bahagia saat menang dan mengenang kemenangan itu. Tumbuhkan kekuatan terus untuk menang kembali dan bangkit.

Ingatlah, kemenangan kita ditunggu banyak orang. Ditunggu oleh mereka yang selama ini selalu dibantu, disantuni dan dikasihi kita. Jadi, jangan biarkan kesedihan ketika kalah itu menghantui kita terus hingga kita melupakan bahwa lebih banyak menangnya dibandingkan kalahnya.

Atau bila pun kini kita merasa, kalah terus menerus. Ingat lah, ada satu atau dua kali kita menang. Kuatkan memori bahagia itu dan bangkitkan semangat untuk menang. Bukan untuk kemenangan diri kita semata, tapi untuk kemenangan bagi banyak orang. Jangan sedih menganggur karena tidak punya penghasilan dan jauh dari kesejahteraan. Tapi sedihlah kita menganggur karena ada banyak anak yatim dan keluarga tidak mampu yang menunggu uluran tangan kita. Karena itu, kita harus terus bekerja dan bekerja. Seperti yang selalu disampaikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno, pokoknya harus kerja (PHK). Percayalah, kekalahan dan kemenangan hanya soal waktu dan kesiapan menerimanya.

Rasa menang dan kalah adalah persepsi. Penerimaan akan kondisi diri dan mengukur kemampuan menjadi penting. Karena pada saat kalah, jangan-jangan target yang ditetapkan sangat tinggi, padahal ukuran normalnya tidak memungkinkan untuk mencapai target itu.

Kemampuan normal kita hanya 50, rasional kalau kita tetapkan target 70, tapi ajaib jika mampu mencapai 90 atau 100. Jadi, jika kita tetapkan targetkan 80 atau 90, jangan-jangan kita memang belum saatnya untuk mencapai target 80.

Kok yang lain bisa? Padahal mereka dinilai di bawah kita. Di sinilah diperlukan sikap menghormati dan apresiatif terhadap kemampuan orang lain, hatta orang itu sepintas sepertinya tidak ada apa-apanya. Menyepelekan orang lain dan menginginkan dihormati dan dilayani adalah fakta bahwa diri kita tak punya harga diri. Sebaliknya, sikap rendah hati dan selalu siap melayani menunjukkan kita adalah pribadi yang unggul, punya harga diri tinggi.

Hormati lah orang sekeliling dan pastikan mereka terlayani dan diambil energi positifnya. Dengan demikian, kapasitas kita akan meningkat dan terus meningkat. Karena dalam diri kita terkumpul kapasitas banyak orang. Ini lah pentingnya menjaga hubungan baik dengan semua orang atau dalam Islam disebut silaturrahmi. Ada hal-hal yang kita sendiri tak mampu, orang lain mampu dan ketika kebutuhan dan tuntutan itu tiba, kita tetap bisa mengatasinya.

Evaluasilah kemampuan kita dan teruslah meningkatkan kapasitas kita. Karena dengan demikian kita akan tahu, kemampuan kita yang sesungguhnya dan menetapkan target dengan rasional.

Jadi, jangan iri jika saudara kita atau kawan ada yang lebih hebat padahal usianya, pendidikan atau apanya orang itu di bawah kita. Justru ambillah energi positifnya. Jika saat ini saudara kita sudah bekerja dengan enak, gajinya besar, jangan minder dan menjauhinya. Belajar lah dan minta tolonglah kepada orang itu, siapa tahu, berkat pertolongan, informasi orang itu, kita bisa cepat mendapatkan pekerjaan.

Dengan demikian, jagalah hubungan baik dengan semua orang. Jangan segan dan merasa rendah diri jika harus meminta maaf ketika ada kesalahan walau pun kepada staf atau saudara yang usianya di bawah kita sekalipun.

Jangan pernah kurangi energi kemenangan kita dengan bersikap arogan, sombong dan tidak menghormati orang lain. Justru kumpulkan lah energi kemenangan kita berlipat ganda.

Melipatgandakan kekuatan hanya mungkin dengan memelihara hubungan dan kebaikan dengan banyak orang. Mereka yang terus menerus menang dalam kehidupannya karena selalu mampu melipatgandakan kekuatan dengan melibatkan partisipasi besar dari banyak orang karena kebaikannya kepada orang banyak.

Jadi, evaluasilah, jangan-jangan kita kalah karena tidak banyak orang yang melibatkan dirinya dalam proyek hidup kita. Karena hanya kita saja yang bermain dan akhirnya kekalahan terus menerus diderita. Satu orang musuh sangat banyak, seribu orang kawan sangat sedikit.

Berpikir lah positif, bahwa kemenangan akan segera datang. Berpikirlah kritis, jangan-jangan, tidak banyak orang yang mau berpartisipasi dalam permainan kita, akhirnya kemenangan sulit diraih. Satukanlah kekuatan, untai dan rajutlah kekuatan bersama banyak orang. Tersenyumlah bersama dan raihlah kemenangan terus menerus. Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengelola

Foto saya
Pewarta di Jawa Pos Group, staf pengajar filsafat di UIN Bandung, dan Aktivis di Muhammadiyah. Asli urang Sukabumi dan menyelesaikan studi S2 Ekonomi Syariah di Universitas Indonesia (UI) tahun 2010. Alumni Jurusan Aqidah Filsafat UIN Bandung ini yakin bahwa berbagi kasih adalah misi suci setiap agama di muka bumi. Berbagi tidak mengurangi milik kita, tapi akan menambahkannya, sebagaimana janji-Nya.